Teknologipangan.umsida.ac.id – Generasi Z (Gen Z) tumbuh dalam lingkungan yang serba cepat, terhubung, dan penuh dengan tantangan baru, mulai dari tekanan akademik, produktivitas, hingga kebutuhan akan kesehatan mental dan fisik. Pola konsumsi mereka juga berubah seiring dengan pola aktivitas yang mereka jalani.
Gen Z tidak hanya mencari makanan yang lezat, mereka juga mencari sesuatu yang bermakna, praktis, dan dapat memenuhi kebutuhan tubuh mereka. Pada saat ini, pengembangan makanan fungsional (fungsional food) menjadi lebih penting dikalangan Gen Z. Jenisnya yang beragam dapat dengan mudah memikat minat mereka, mulai dari makanan berat hingga jajanan ringan.
Self-Care Melalui Makanan Ketika Nutrisi Menjadi Identitas
Makanan fungsional berarti makanan yang tidak hanya memiliki kalori atau rasa tetapi juga memiliki manfaat kesehatan kesehatan tubuh. Khususnya seperti meningkatkan fokus, memperkuat sistem kekebalan tubuh, menstabilkan mood, dan mendukung kecantikan kulit.
Media sosial telah menjadi lebih populer di kalangan Gen Z dalam beberapa tahun terakhir.
Ini termasuk hal-hal seperti probiotik mini yang menjadi viral di TikTok hingga snack protein dengan desain yang menarik yang memenuhi Instagram Reels.
Bagi Generasi Z, makanan fungsional adalah gaya hidup dan identitas serta kebutuhan nutrisi.
Produk mereka harus relatable, transparan, ramah lingkungan, dan tentu saja menarik secara visual.
Produsen juga berusaha menghasilkan inovasi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga praktis dan instagrammable.
Minuman kolagen berperisa buah adalah salah satu tren yang cukup mencolok. Selain bermanfaat bagi kesehatan kulit, produk ini dikemas dengan gaya pastel dan cerita “self-care” yang akrab dengan Gen Z. Selain itu, kombucha, yoghurt probiotik, dan minuman serat siap minum semakin populer karena membantu pencernaan, bagian tubuh yang kini dianggap sebagai pusat kesejahteraan dan mood booster alami.
Snack Pintar: Energi Cepat untuk Ritme Hidup Tinggi

Makanan ringan fungsional juga berkembang pesat, seperti minuman.
Pelajar dan karyawan muda yang membutuhkan energi cepat sebelum beraktivitas menyukai protein bar yang tinggi antioksidan yang terbuat dari oat, matcha, atau cokelat. Ini adalah masalah yang sangat penting bagi Generasi Z karena mereka harus menghadapi banyak tekanan digital dan akademik.
Makanan berbasis tanaman juga meningkat. Produk berbasis tumbuhan sekarang hadir dengan rasa dan tekstur yang lebih realistis, selain kesadaran lingkungan.
Gen Z ingin makan makanan ringan tanpa mengorbankan kesehatan mereka, setiap hari mereka memakan susu oat, burger vegan, dan nugget berbahan jamur.
Selain itu, UMKM di Indonesia menangkap peluang ini. Misalnya, minuman herbal kontemporer yang menggabungkan kunyit asam dengan rasa buah-buahan tropika, atau permen jahe yang mengandung banyak vitamin C dalam bentuk snack premium. Ketika kearifan lokal disajikan secara inovatif dan kontemporer, ia mendapat tempat baru.
Di tengah tren baru ini, pakar terus mengingatkan bahwa makanan fungsional tidak dapat digunakan sebagai pengganti pola makan seimbang. Menurut ahli gizi Dr. Maya Larasati, “Makanan fungsional dapat menjadi dukungan tambahan, tetapi tetap harus diimbangi dengan makanan rumahan, cukup tidur, dan aktivitas fisik.” Masalah kesehatan Gen Z seringkali bukan karena tidak adanya makanan sehat.
Produk-produk ini akan terus berubah, menjadi semakin personal dan cerdas mulai dari makanan pendukung fokus belajar hingga snack untuk meredakan stress seiring dengan daya beli Gen Z yang meningkat dan kesadaran kesehatan yang meningkat. Pada akhirnya, inovasi makanan fungsional mencakup tidak hanya apa yang dikonsumsi tetapi juga bagaimana generasi ini mengintegrasikan kesehatan ke dalam identitas dan kebahagiaan mereka. Gen Z menunjukkan bahwa gaya hidup sehat dapat dimasukkan dengan cara yang inovatif, indah, dan relevan dengan kehidupan kontemporer.
Penulis: Putri Mega Safithrih





