Peningkatan Produktivitas Budidaya Ikan Nila dengan Analisis SIPOC

Teknologipangan.umsida.ac.id – Budidaya ikan nila merupakan salah satu usaha yang diminati warga Desa Kramatjegu, Sidoarjo, terutama selama pandemi Covid-19. Dengan menggunakan kolam terpal, warga memanfaatkan lahan kosong untuk beternak ikan. Namun, tantangan seperti kurangnya pengetahuan teknik budidaya, kualitas air yang tidak terkontrol, dan tingginya angka kematian ikan membuat usaha ini kurang berhasil.

Melalui program pengabdian masyarakat oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, pendekatan SIPOC (Supplier-Input-Process-Output-Customer) diterapkan untuk meningkatkan produktivitas. Pendekatan ini membantu warga memahami rantai proses budidaya, mulai dari memilih pemasok bibit hingga distribusi hasil panen kepada konsumen. “Tujuan utama program ini adalah memberikan panduan teknis yang mudah dipahami dan diterapkan warga,” ujar tim peneliti.

Bagaimana Analisis SIPOC Diterapkan?

Program dimulai dengan observasi dan wawancara kepada pembudidaya untuk mengidentifikasi masalah utama. Selanjutnya, penyuluhan diberikan dengan mendatangkan narasumber dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur serta pakar pakan ikan dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Penyuluhan mencakup teknik dasar seperti pembuatan kolam terpal, pemilihan bibit, pemberian pakan, hingga teknik pemanenan yang baik.

Tahap berikutnya adalah penyusunan Instruksi Kerja (IK) berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) budidaya ikan nila. IK ini dirancang dengan menggunakan analisis SIPOC, yang mengintegrasikan proses persiapan, pembesaran, dan distribusi hasil. Selain itu, warga juga diberikan alat ukur seperti pH meter untuk memantau kualitas air kolam.

“Analisis SIPOC membantu warga memvisualisasikan seluruh proses budidaya secara terstruktur, sehingga mereka dapat mengidentifikasi dan memperbaiki bagian yang kurang efisien,” tulis laporan tersebut. Hasilnya, warga mulai memahami pentingnya pengelolaan kolam yang baik dan pemberian pakan yang sesuai.

Dampak Program terhadap Warga dan Lingkungan

Setelah satu bulan pelaksanaan program, terdapat peningkatan signifikan dalam pemahaman warga mengenai teknik budidaya ikan nila. Sebagian besar warga mulai menerapkan teknik baru, seperti penggunaan pakan fermentasi dari dedaunan seperti ketepeng, kelor, dan pepaya yang dicampur dengan pelet. Teknik ini tidak hanya mengurangi biaya pakan tetapi juga meningkatkan nutrisi ikan.

Selain itu, warga mulai mempersiapkan bibit dan indukan sendiri, yang mengurangi ketergantungan pada pemasok eksternal. Beberapa warga juga mencoba metode bioflok untuk menjaga kadar oksigen dan mencegah kematian massal. “Teknik ini memungkinkan pengelolaan kolam yang lebih efisien, sehingga produktivitas meningkat,” ungkap salah satu peserta penyuluhan.

Dampak lainnya adalah peningkatan kesadaran lingkungan. Dengan memanfaatkan bahan organik dan meminimalkan limbah, program ini mendukung praktik budidaya yang ramah lingkungan. Hasilnya, produktivitas meningkat, biaya operasional menurun, dan keberlanjutan usaha terjaga.

Tantangan dan Langkah Pengembangan Selanjutnya

Meskipun program ini berhasil meningkatkan pengetahuan warga, masih ada tantangan dalam penerapannya. Tidak semua warga dapat mengaplikasikan teknik baru secara konsisten, terutama karena keterbatasan sumber daya dan waktu. Selain itu, kurangnya pendampingan berkelanjutan membuat sebagian warga ragu untuk mencoba metode yang lebih kompleks.

Untuk mengatasi tantangan ini, tim peneliti merekomendasikan pendampingan jangka panjang, termasuk pelatihan intensif dan monitoring rutin. “Pendampingan ini penting agar warga dapat mengoptimalkan teknik budidaya dan menjaga keberhasilan usaha mereka,” tulis laporan tersebut.

Ke depan, pengembangan lebih lanjut dapat mencakup integrasi teknologi digital untuk memantau kualitas air secara otomatis. Selain itu, kolaborasi dengan lembaga lain dapat membantu menyediakan akses yang lebih baik terhadap sumber daya, seperti benih unggul dan alat bantu budidaya.

Penerapan analisis SIPOC dalam budidaya ikan nila di Desa Kramatjegu menunjukkan bahwa pendekatan ini efektif dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha. Dengan edukasi dan panduan teknis yang tepat, warga mampu mengelola usaha budidaya ikan nila secara lebih efisien. Meskipun masih ada tantangan, potensi pengembangan metode ini sangat besar untuk mendukung keberlanjutan ekonomi dan lingkungan di tingkat lokal.

Sumber: Jurnal, Freepik
Penulis: Ifa