Mahasiswa UniSZA Malaysia Melakukan Uji Deteksi Cepat pada Produk Pangan Komersial untuk Jaminan Keamanan Pangan Halal dan Thoyib

Keamanan pangan kembali menjadi perhatian utama masyarakat, khususnya terkait produk makanan yang berpotensi mengandung bahan berbahaya atau tidak sesuai dengan standar kehalalan. Untuk menjawab tantangan ini, berbagai inovasi terus dikembangkan, termasuk penggunaan kit deteksi cepat untuk mendeteksi kandungan babi, formalin, dan boraks dalam produk pangan.

Teknologi Kit Deteksi Cepat

Kit deteksi cepat merupakan perangkat sederhana yang dirancang untuk mendeteksi bahan-bahan tertentu secara instan. Alat ini mudah digunakan oleh petugas pengawas pangan, produsen, bahkan konsumen di rumah.

  1. Deteksi Kandungan Babi
    Kit deteksi cepat untuk mendeteksi kandungan babi umumnya berbasis reaksi antibodi atau deteksi DNA spesifik. Dengan menggunakan kit ini, pengguna hanya perlu mencampurkan sampel makanan dengan larutan reagen dan dicelupkan alat tes. Hasilnya dapat terlihat dalam waktu 5-10 menit, ditandai dengan terbentuknya garis 2 pada alat tes .
  2. Deteksi Formalin
    Untuk formalin, kit tes cepat menggunakan reagen kimia yang bereaksi terhadap formaldehida, senyawa utama dalam formalin. Proses pengujian sederhana, hanya membutuhkan beberapa tetes larutan pada sampel. Jika formalin terdeteksi, indikator akan berubah warna. Waktu pengujian hanya memakan waktu kurang dari 5 menit.
  3. Deteksi Boraks
    Kit tes boraks memanfaatkan kertas kunyit untuk uji boraks. Hasilnya akan muncul dalam bentuk perubahan warna pada kertas kunyit dari warna kuning menjadi warna orange dalam waktu singkat yang menunjukkan hasil positif mengandung boraks.

Kemudahan dan Keunggulan

Kit tes cepat memiliki banyak keunggulan, di antaranya:

  • Praktis dan portabel, sehingga dapat digunakan di mana saja.
  • Waktu pengujian singkat, rata-rata hanya membutuhkan 5–30 menit.
  • Harga terjangkau, membuatnya dapat diakses oleh banyak pihak, termasuk usaha kecil dan menengah.
  • Akurat dan spesifik, sehingga meminimalkan hasil positif atau negatif palsu.

Implementasi dan Dampaknya

Penggunaan kit tes cepat kini semakin meluas di kalangan lembaga pengawas pangan, produsen, hingga masyarakat umum. Pemerintah melalui BPOM dan Dinas Kesehatan terus mendorong distribusi kit ini ke berbagai daerah, termasuk wilayah terpencil. Meski memiliki banyak manfaat, tantangan masih ada, seperti keterbatasan distribusi kit ke daerah-daerah tertentu dan perlunya pelatihan penggunaan. Namun, dengan dukungan pemerintah dan sektor swasta, kit tes cepat diharapkan dapat menjadi alat utama dalam pengawasan pangan di seluruh Indonesia. Ke depan, inovasi lebih lanjut seperti aplikasi berbasis digital untuk membaca hasil kit tes dan mengintegrasikannya ke dalam sistem pengawasan pangan nasional sedang dikembangkan. Langkah ini diyakini dapat meningkatkan keamanan pangan sekaligus melindungi konsumen dari risiko kesehatan.