Es Teh Manis Bisa Lebih Bahaya dari Cola?

Teknologipangan.umsida.ac.id – Es teh manis, minuman sejuta umat yang hampir selalu hadir di meja makan orang Indonesia. Murah, gampang dibuat, dan terasa pas di lidah, apalagi kalau diseruput siang-siang. Tapi di balik rasa segarnya, ternyata es teh manis bisa jadi jebakan manis yang diam-diam lebih “berbahaya” dari minuman soda dalam kemasan.

Es Teh: Segelas Tradisi dengan Segunung Gula?

Banyak orang berpikir bahwa karena es teh dibuat sendiri di rumah atau warung, maka lebih sehat dibanding minuman sachet atau soda. Padahal, dari beberapa pengamatan dan uji laboratorium sederhana, segelas es teh manis yang dijual di warung kaki lima bisa mengandung 7 sampai 12 sendok teh gula. Jumlah ini bahkan melampaui kandungan gula dalam satu kaleng minuman bersoda yang sering ditakuti karena kadar gulanya yang tinggi.

Hal ini diperparah dengan fakta bahwa dalam es teh manis, kita seringkali tidak tahu takaran gulanya secara pasti. Tidak ada label, tidak ada informasi nilai gizi, dan terkadang si penjual menambahkan gula “secukupnya” yang artinya bisa saja melebihi kebutuhan harian kita dalam satu gelas saja.

Risiko Gula Berlebihan, Diam-diam Mengintai

Gula dalam jumlah tinggi bukan cuma soal kalori, tapi bisa memicu berbagai masalah kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus. Mulai dari obesitas, resistensi insulin, sampai peningkatan risiko diabetes tipe 2, semuanya berawal dari konsumsi gula berlebih tanpa disadari. Bahkan, terlalu sering minum es teh manis bisa menyebabkan kerusakan gigi, terutama jika tidak dibarengi kebiasaan membersihkan mulut setelahnya.

Ironisnya, karena es teh manis dianggap “minuman rumahan”, banyak orang tua justru lebih sering memberikan minuman ini kepada anak-anak dibandingkan minuman soda. Padahal, tubuh anak-anak lebih sensitif terhadap lonjakan gula, dan bisa memicu kecanduan rasa manis sejak dini.

Kenapa Es Teh Lebih Sulit Dikendalikan dari Soda?

Tanpa label gizi, sulit mengontrol berapa banyak gula yang terkandung dalam es teh manis. Perbedaan utama antara es teh manis dan soda adalah pada ketidakjelasan informasi. Minuman bersoda biasanya sudah mencantumkan jumlah kalori dan gula secara jelas di label kemasan.

Meski gulanya tinggi, konsumen setidaknya bisa tahu berapa banyak yang dikonsumsi. Sementara pada es teh, kita tidak pernah benar-benar tahu, dan itu yang membuatnya justru lebih berbahaya: kita tidak merasa sedang berlebihan.

Selain itu, es teh manis bisa dikonsumsi berulang kali tanpa rasa bersalah karena dianggap “alami”. Tapi justru karena tidak ada kontrol, konsumsi hariannya bisa melampaui batas aman yang disarankan oleh WHO, yaitu tidak lebih dari 6 sendok teh gula tambahan per hari untuk orang dewasa.

Tips Cerdas Minum Es Teh Manis

Meski terdengar menyeramkan, bukan berarti kita harus berhenti minum es teh selamanya. Yang perlu dilakukan adalah mengatur takaran dan mengurangi frekuensi. Misalnya, minta teh tawar atau teh manis sedikit gula saat membeli di warung, atau biasakan membuat es teh sendiri di rumah dengan takaran gula yang bisa dikontrol.

Kita juga bisa mencoba alternatif lain seperti menambahkan irisan lemon, daun mint, atau sedikit madu untuk variasi rasa yang lebih segar dan tetap sehat. Dengan begitu, kita tetap bisa menikmati es teh tanpa harus khawatir dengan risiko jangka panjangnya.

Penulis: Marshel Pradiska Trisnanda