Bukan Sekadar Estetik! Ini Sains di Balik Warna Ajaib Taro, Matcha, hingga Blue Tea

Teknologipangan.umsida.ac.id – Warna menjadi salah satu faktor utama yang membuat minuman kekinian begitu menarik bagi generasi muda. 

Dalam beberapa tahun terakhir, tren minuman berwarna seperti taro ungu, matcha hijau cerah, hingga blue tea kebiruan semakin mendominasi kafe, konten media sosial, dan pasar kuliner. 

Namun di balik tampilannya yang estetik, ada sains menarik yang menjelaskan mengapa bahan-bahan tersebut memiliki warna unik. 

Tidak hanya cantik, warna mereka juga terkait erat dengan kandungan nutrisi, sifat kimia, dan proses biologis dari tanaman asalnya.

 

Taro Ungu: Pesona Antosianin yang Kaya Antioksidan

Taro atau talas ungu semakin populer sebagai bahan dasar minuman dan dessert, terutama karena warna ungunya yang kuat namun lembut.

Warna tersebut bukan hasil pewarna buatan, melainkan berasal dari pigmen alami bernama antosianin, sejenis flavonoid yang juga memberikan warna pada blueberry, ubi ungu, hingga buah naga merah.

Secara ilmiah, antosianin berperan sebagai pelindung tanaman dari paparan sinar ultraviolet dan stres lingkungan. 

Ketika dikonsumsi manusia, pigmen ini bekerja sebagai antioksidan yang membantu menangkal radikal bebas. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antosianin dapat mendukung kesehatan jantung, mengurangi peradangan, dan bahkan membantu menjaga daya tahan tubuh.

Kadar antosianin dalam taro dapat berubah tergantung penanganan dan cara memasaknya. 

Pemanasan berlebih dapat mengurangi kestabilannya, sehingga warnanya bisa memudar. 

Tidak heran banyak kafe kini memproses taro dengan teknik yang meminimalkan panas untuk mempertahankan warna ungunya.

Menariknya, variasi warna ungu pada taro dapat berbeda tergantung varietas dan kondisi tumbuh. 

Semakin tinggi kandungan antosianinnya, semakin kaya dan pekat warna violet yang dihasilkan. 

Inilah sebabnya taro lokal Indonesia kadang memiliki warna ungu yang lebih lembut dibanding varietas dari Jepang atau Hawaii, yang kandungan pigmennya lebih tinggi.

 

Matcha Latte: Hijau Cerah dari Klorofil dan L-theanine

Matcha, bubuk teh hijau asal Jepang, dikenal dengan warna hijaunya yang intens. 

Warna ini berasal dari klorofil, pigmen fotosintesis yang terjaga tinggi karena proses penanaman matcha dilakukan dengan teknik shading yakni menutupi tanaman teh dari sinar matahari sebelum panen. 

Metode ini meningkatkan kadar klorofil dan membuat daun teh lebih hijau.

Selain klorofil, matcha kaya akan L-theanine, asam amino yang memberi rasa umami khas serta memengaruhi rona hijau agar terlihat lebih cerah. 

Kombinasi klorofil dan L-theanine membuat matcha memiliki warna hijau alami yang kuat tanpa tambahan pewarna.

Namun klorofil tidak stabil terhadap panas dan cahaya. 

Itulah mengapa kualitas matcha premium biasanya disimpan dalam wadah kedap udara dan gelap. 

Ketika diseduh terlalu panas, warna hijau matcha dapat berubah menjadi kusam atau kecokelatan akibat proses oksidasi.

 

Blue Tea: Warna Biru Ajaib dari Bunga Telang

Blue tea atau teh biru berasal dari bunga telang (Clitoria ternatea), yang populer berkat kemampuannya mengubah warna ketika bercampur dengan bahan lain. 

Warna biru pada bunga telang berasal dari pigmen antosianin jenis ternatin, yang sangat stabil pada kondisi basa (pH tinggi).

Keunikan terbesar blue tea muncul saat pH-nya berubah:

  • Ditambahkan lemon, warnanya berubah menjadi ungu atau merah muda
  • Ditambahkan soda atau bahan basa, warnanya menjadi biru lebih pekat

Perubahan warna ini merupakan reaksi kimia antosianin terhadap tingkat keasaman minuman. 

Karena sifatnya yang dramatis dan visual, banyak kafe menggunakannya sebagai “atraksi” dalam minuman berlapis warna atau mocktail.

Selain warna yang indah, bunga telang juga memiliki sifat antioksidan dan sering digunakan dalam pengobatan tradisional Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

 

Keindahan Warna yang Didukung Ilmu Pengetahuan

Dari taro ungu yang lembut, matcha hijau yang menenangkan, hingga blue tea yang memukau, warna-warna minuman kekinian tidak hadir secara kebetulan. 

Mereka adalah hasil kerja molekul, pigmen alami, dan proses tumbuh yang unik.

Dengan memahami sains di baliknya, kita bisa lebih menghargai bahan-bahan tersebut, bahkan mungkin mengolahnya dengan cara yang lebih tepat agar nutrisi dan warnanya tetap terjaga.

Pada akhirnya, minuman ini bukan hanya estetika. Mereka juga membawa cerita tentang alam, budaya, dan ilmu pengetahuan yang menyatu dalam satu gelas yang menggugah selera.

 

Penulis: Putri Mega Safithrih